Senin, 25 Februari 2008

Apakah rizki dan perkawinan sudah tertulis di lauh mahfuzh?

Pertanyaan :
Apakah rizki dan perkawinan sudah tertulis di lauh mahfuzh?

Jawaban :
Sejak Allah menciptakan Alqalam hingga hari kiamat , segala sesuatu sudah tertulis di lauh mahfuth. Sebab pertama kali menciptakan al-qalam, Allah berkata kepadanya, "Tulislah!" Dia berkata, "Wahai Rabbku apa yang mesti aku tulis?" Allah berfirman, "Tulislah!" Ia hanya ciptaan, lalu pada saat itu pula berlaku padanya apa yang memang menjadi ciptaan hingga hari kiamat."

Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa apabila janin di perut ibunya sudah berumur empat bulan, maka Allah mengutus seorang malaikat agar menghembuskan ruh kepadanya, dan dituliskan rizki, ajal dan amalnya; apakah dia sengsara atau bahagia. Rizki juga sudah tertulis, tidak bertambah dan tidak pula berkurang. Padahal diantara sebab yang juga sudah ditetapkan, manusia harus berusaha mencari rizki, sebagai mana firman Allah:

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah dijalannya dan makanlah sebagian dari rizkiNya. Dan hanya kepada Nya lah kamu (kembali setelah ) dibangkitkan." (Al-Mulk: 15)

Diantara sebab lain datang rizki adalah silaturahim, birrul walidain dan menguatkan hubungan kekerabatan . Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata :

"Barang siapa suka agar dilapangkan baginya dalam rizkinya dan ditangguhkan ajalnya, maka hendaklah dia menjalin hubungan kekerabatan."

Sebab lain datangya rizki adalah takwa kepada Allah. FirmanNya:

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3)

Engkau tidak bisa mengatakan, "Rizki itu sudah ditulis dan dibatasi. Berarti aku tidak bisa mengerjakan sebab yang bisa menghantarkan kepadanya." Ini temasuk ucapan yang menunjukkan kelemahan. Kalau mau disebut kuat dan tegar maka engkau harus berusaha mengais rizkimu, mencari apa yang bermanfaat bagimu dalam agamamu dan duniamu. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata :

"Yang kuat adalah orang yang mampu menunjukkan dirinya dan berbuat untuk kepentingan sesudah mati. Dan yang lemah adalah orang yang menyertakan dirinya kepada nafsunya serta mengangankan kepada Allah dengan berbagai angan-angan."

Kaitannya dengan rizki yang sudah ditakdirkan dengan sebab-sebabnya, maka begitu pula kaitannya dengan perkawinan. Boleh jadi dua orang yang sudah ditulis menjadi suami isteri, toh akhirnya salah satu diantaranya menjadi pasangan orang lain. Tidak ada sesuatu pun dilangit dan di bumi yang tersembunyi dari Allah.


Sumber: Majmu' Fatawa wa Rasa'il Fadhilatisy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimain.
Oleh : Al-Sofwah

0 komentar: