Jumat, 07 November 2008

Ikhwan-Akhwat Berbalas SMS Cinta, Bolehkah?

http://syariahpublications.com/2007/07/11/ikhwan-akhwat-berbalas-sms-cinta-bolehkah.html

Pertanyaan :

ass. wr .wb

maaf ustadz, saya sekarang sedang dalam proses khitbah. kebetulan jarak antara saya dan calon saya lumayan jauh. saya sering berkomunikasi dengannya melalui sms atau telpon. nah yang ingin saya tanyakan, apakah dalam ikatan khitbah boleh berkomunikasi dengan saling mengungkapkan sayang, cinta, kangen? mohon penjelasannya. terimakasih ustadz

wassalam

ikhwan; IP: 202.182.48.30

Mei 25, 2:16 AM

salam tadz, bagaimana dengan kasus:

1. interaksi melalui alat komunikasi, semisal hp, telepon, email, chatting dll?

2. interaksi tanpa khalwat dalam hal menanyakan hal-hal private? dengan maksud untuk menikah? tanpa khitbah? gmana?

thanks jawabannya…..

an-hamad; IP: 202.137.29.32

Feb 15, 3:40 PM


Jawaban :

Islam membolehkan adanya adanya interaksi antara pria dan wanita untuk melaksanakan berbagai taklif hukum dan segala aktivitas yang harus mereka lakukan. Meskipun demikian, Islam sangat berhati-hati menjaga masalah ini. Oleh karena itulah, Islam melarang segala sesuatu yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang bersifat seksual yang tidak disyariatkan. Islam melarang siapa pun, baik wanita maupun prianya, keluar dari sistem Islam yang khas dalam mengatur hubungan lawan jenis. Larangan dalam persoalan ini demikian tegas. Atas dasar itu, Islam menetapkan sifat ‘iffah (menjaga kehormatan) sebagai suatu kewajiban. Islam pun menetapkan setiap metode, cara, maupun sarana yang dapat menjaga kemuliaan dan akhlak terpuji sebagai sesuatu yang juga wajib dilaksanakan; sebagaimana kaidah ushul menyatakan:

مَا لاَ يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ

Suatu kewajiban yang tidak akan sempurna kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu pun hukumnya adalah wajib.

Apakah termasuk khalwat?

Laki-laki diharamkan berkhalwat dengan perempuan. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi :

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِإِمْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ

Tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berkhalwat, kecuali jika wanita itu disertai mahram-nya.

Rasulullah saw. telah bersabda:

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai dengan mahram-nya, karena sesungguhnya yang ketiganya adalah setan.

Khalwat maknanya adalah berkumpulnya seorang pria dan seorang wanita di suatu tempat yang tidak memberikan kemungkinan orang lain untuk bergabung dengan keduanya, kecuali dengan izin keduanya. Dengan demikian, khalwat adalah berkumpulnya dua orang dengan menyendiri sehingga tidak ada orang lain bersama keduanya (Taqiyuddin an Nabhani dalam Nidzamul Ijtimai fil Islam)

Ada kesamaan sifat antara khalwat dengan sms-chatting, yaitu : hanya berdua, serta tidak ada orang lain yang menyertai. Akan tetapi, ada perbedaan yang prinsip, yaitu sms-chattingsms, program chatting, email, dan telepon tidak bisa dimasukkan dalam kategori khalwat. Otomatis, kita tidak bisa mengharamkan sms-chatting dengan dalil haramnya berkhalwat. tidak berada dalam satu tempat. Oleh karena itu komunikasi via

Lantas, apakah sms, chatting, email, dan telepon antara laki-laki dan perempuan diperbolehkan? Hal itu tergantung isi dari komunikasi itu. Jika isinya adalah dalam perkara yang diperbolehkan syara’, maka boleh. Akan tetapi, jika isinya adalah perkara yang haram, misalnya janjian kencan, apel malam minggu, dan yang sejenisnya (yang aktivitas tersebut tergolong haram) maka haram.

Hal ini sejalan dengan kaidah :

al-Washîlah ilâ al-harâm muharramah

Sarana yang dapat mengantarkan pada sesuatu yang haram adalah haram.

Jika sms itu pasti mengarah kepada sesuatu yang haram, maka sms itu pun haram. Kata pasti kami beri garis bawah untuk menegaskan bahwa hal itu memang diduga kuat atau pasti akan menuju kepada keharaman. Keharaman itu pun bersumber dari nash, bukan akal.

Pengungkapan perasaan cinta dan sayang antara laki-laki dan perempuan yang tujuannya untuk bersenang-senang haruslah dalam kerangka pernikahan. Khitbah apalagi baru proses akan khitbah belumlah sampai pada pernikahan. Oleh karena itu, pernyataan cinta dan sayang belum saatnya dilakukan, walaupun hanya via sms. Akan tetapi, jika dalam urusan persiapan khitbah ataupun persiapan nikah anda mengirim sms kepada perempuan yang akan dikhitbah, itu boleh. Tetapi sebatas urusan itu saja, jangan sampai melebar kemana-mana seperti mengumbar sms cinta dan sayang.


(Farid Ma’ruf; www.syariahpublications.com). Yogyakarta, 10 Juli 2007

Bahan Bacaan :

Nizhamul Ijtimai fil Islam karya Taqiyuddin an Nabhani

Sabtu, 18 Oktober 2008

Pacaran = Zina

Saat ini bukan hal aneh lagi jika kita melihat sepasang remaja bergandengan tangan, bermesra-mesraan, bahkan berciuman di tempat umum. Pacaran, itulah sebutannya. Tidak memandang usia, baik mahasiswa, SMA, SMP, bahkan anak SD pun sudah ada yang mengarah kesana. Seakan-akan hal ini sudah menjadi budaya bangsa kita ini.Alasannya pun bermacam-macam, mulai dari perkenalan sebelum menuju ke jenjang rumah tangga hingga ada pula yang hanya untuk bersenang-senang.

Lalu, bagaimanakah pandangan Islam sebenarnya tentang hal ini? Dan bagaimana “pacaran” yang islami?

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. Sabdanya : “Nasib anak Adam mengenai zina telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanya memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan zinanya memegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.” (Hadis Shahih Muslim No. 2282)
Jika kita melihat dari Hadis Shahih Muslim tersebut, sudah jelas-jelas bahwa Pacaran itu termasuk Zina.

Zina Mata = Memandang
Zina Telinga = Mendengar
Zina Lidah = Berkata
Zina Tangan = Memegang
Zina Kaki = Melangkah
Zina Hati = Ingin dan Rindu

.

Memang ini semua masuk dalam kategori Zina kecil. Tapi ini semua menjadi pintu untuk melakukan Zina besar (ML/Making Love), seperti dijelaskan pada akhir hadis yang berbunyi “…sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.”

Kenapa? Karena tidaklah mungkin orang akan berzina besar, jika zina kecil ini tidak dilakukan terlebih dahulu. Dan bisa kita saksikan sendiri, sudah banyak poling yang menyatakan bahwa lebih dari 50% remaja yang yang pacaran sudah pernah melakukan ML. Jadi meskipun zina kecil, hal ini juga tetap haram hukumnya.

Hukum Zina

Al-Imam Ahmad berkata: “Aku tidak mengetahui sebuah dosa -setelah dosa membunuh jiwa- yang lebih besar dari dosa zina.”

Dan Allah menegaskan pengharamannya dalam firmanNya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali? dengan (alasan) yang? benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat …”
(Al-Furqan: 68-70).

Dalam ayat tersebut, Allah menggandengkan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan vonis hukumannya adalah kekal dalam adzab berat yang berlipat ganda, selama pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat, beriman dan beramal shalih.

Solusi

Sebagian dari kita, mungkin obat dari rindu adalah memandang foto, namun justru inilah yang akan menambah rasa rindu itu . Ada syair yang mengatakan : ? Dan kau mengira bahwa itu dapat mengobati luka (syahwat)mu, padahal, dengan itu berarti kau menoreh luka di atas luka.

Jadi, mengingat bahayanya, sebaiknya jika kita selalu menundukkan pandangan pada lawan jenis yang bukan mahram.

Dan di dalam Musnad Imam Ahmad, diriwayatkan dari Rasulullah:

“Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari? Kiamat.”

Nabi pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam Neraka, beliau menjawab: “Mulut dan kemaluan”. At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.”

Serta dalam Al-Quran dijelaskan:

“Dan hamba-hamba Ar-Rahman, yaitu mereka yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-Furqan: 63).

Jadi kunci pertamanya adalah menjaga pandangan, menjaga lisan, menjaga langkah, serta menjaga pikiran. Namun, jika anda tidak berhasil, maka solusi satu-satunya adalah menikah.
Pacaran, sebagian menganggap ini adalah hal wajar untuk mengenal lebih dekat sebelum melangsungkan pernikahan. Pacaran bukanlah jaminan langgengnya suatu hubungan berumah tangga. Contoh nyatanya bisa anda lihat pada pasangan-pasangan selebriti kita. Banyak sekali dari mereka yang cerai, walaupun sebelum menikah mereka berpacaran dahulu dalam waktu yang cukup lama. Maka, solusi yang benar adalah ta´aruf.

Ta´aruf, mengenal dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip islami. Biasanya dilakukan di rumah pihak wanita, dengan menggunakan hijab (penghalang yang tidak memungkinkan kita untuk bertatapan secara langsung), dan dengan didampingi oleh muhrim pihak wanita. Kaku? Memang, tapi inilah cara yang sebenarnya. Tetapi dengan kemajuan teknologi, mungkin hal ini bisa dilakukan melalui telephone, email, atau mungkin chating. Tentunya dengan tetap mengedepankan norma-norma Islam.

Semoga kita terhindar dari hal-hal yang diharamkan Allah. Amin

Di Edit Ulang 4 Maret 2008. Menghilangkan “Nikah dulu Rumah Tangga Kemudian” yang diambil dari buku M.Fauzil Adhim.

Penulis :

Agam Rosyidi

Referensi :

Al-Quran, penerbit J-Art
Terjemahan Hadis Shahih Muslim, penerbit KBC
Indahnya Pernikahan Dini, oleh M. Fauzil Adhim
Jangan Dekati Zina, oleh Imam Ibnu Qayyim Al-jauziyah

Jumat, 17 Oktober 2008

Memilih Pasangan Hidup - Pria Idaman

May 17, 2008 – 10:34 am | by tintin

original post:

http://deconlabel.com/2008/05/17/memilih-pasangan-hidup-pria-idaman/

Beberapa hari ini , saya blogwalking ke beberapa temen dan menemukan postingan² seorang jombloers yang mengharapkan seorang pria idaman dengan kriteria² yang telah disebutkannya, selain itu juga ada teman yang masih menjalin hubungan, dan semoga segera secepatnya dilanjutkan ke pernikahan, dan ada seorang lagi yang lagi direcokin bossnya untuk mencari orang yang baik :D

Yang menarik, salah seorang dari mereka membuat tulisan tentang pria idaman, dan tentulah pria idaman disini adalah sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Dan setiap masing² orang mempunya harapan dan pandangan sendiri tentang seorang pria idaman.

Sebagai seorang pria, saya bukan orang yang sempurna sebagai seorang suami dan qowwam bagi keluarga saya, tetapi dari agama ISLAM, yang diturunkan oleh ALLAH melalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah dijelaskan bagaimana pria idaman itu.

Kita pernah mendengar sebuah hadits tentang dipilihnya wanita karena 4 hal

“Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat.”

(H.R. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits di atas ALLAH dan RasulNYA memberikan petunjuk dengan memilih yang baik agamanya (dalam hal ini adalahpaham agamanya dengan benar dan istiqomah dalam mengamalkannya).

Hal ini juga berlaku bagi wanita apabila memilih seorang pria, bahkan ada tambahan dengan penegasan dari sebuah hadits

”Kalau datang kepadamu seorang pria yang meminang yang kau senangi agama dan akhlaqnya, maka terimalah. Kalau tidak, bisa menjadi fitnah di atas bumi dan kerusakan yang besar.”

(HR Tirmidzi dan selainnya)

Dari hadits di atas dijelaskan bahwa apabila ada seorang laki² yang engkau senangi dan baik agama DAN akhlaknya maka diperintahkan untuk dipilih.

Kenapa kok dikatakan AGAMA & AKHLAK nya ..?? kenapa kok bukan agamanya saja atau akhlaknya saja?

Karena apabila baik agamanya tetapi akhlaknya tidak baik akan timbul kerusakan, dan begitu pula apabila akhlaknya baik tetapi agamanya tidak baik maka akan timbul kesesatan.

Sebagai contoh, apabila ada seorang laki² yang paham agama, tahu halal & haram, tetapi akhlaknya kepada orang lain terutama kepada istri dan keluarganya kasar dan kaku, maka akan timbul keruskan dalam keluarga itu, bisa jadi nasehat² laki² tersebut akan mental dan tidak bisa diterima oleh orang lain bahkan oleh keluarganya apabila keluarganya ada kesalahan.

Contoh lain lagi, apabila ada seorang laki² yang akhlaknya baik, suka bersedekah, suka menolong,mudah tersenyum (jangan terus²an entar disangka orang gila :P), tetapi pemahaman agamanya kurang, seperti dia tidak tahu bagaimana tata cara beribadah yang benar (sing penting ibadah, bener nggak bener uurusan belakangan), maka akan timbul kesesatan dan mengakibatkan kesesatan bagi keluarganya kelak. Kenapa ?

Agama ISLAM sudah ada tuntunannya yang jelas diberikan oleh ALLAH melalui RasulNYA. Dari mulai cara bermuamalah dalam kehidupan sehari-hari baik untuk ALLAH, diri sendiri dan orang lain, tatacara ibadah, hukum², bahkan hal² kecil sudah ada tuntunannya, dan kita tinggal mengikuti, tanpa mengurangi dan menambahi, karena ISLAM adalah agama yang sempurna, tidak dikurangi dan tidak ditambahi (QS.Al Maidah ayat 3).

Jadi wajib bagi seorang laki² mengetahuinya, dan hal ini sebagi bekal untuk diajarkan kepada keluarganya kelak, dan untuk menjaga keluarganya dari api neraka.

Sebagai kesimpulan, seorang pria idaman dalam pandangan ISLAM (agama yang sempurna) yang diterangkan oleh ALLAH dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditonjolkan tidak memandang pada bentuk fisik (ganteng, atletis, cute, imut, gagah, dll), meski hal ini adalah sebagai penunjang sebagai penyejuk mata dan ketenangan hati kita. Tetapi tetap yang paling utama adalah dua hal tadi.

Dan sudah sepantasnya kita mengikuti petunjuk yang telah diberikan kepada kita dari ALLAH dan RosulNYA, bukankah sebaik² petunjuk adalah dariNYA …??

semoga bermanfa’at

Allohu’alam bishowab.

Memilih Pasangan Hidup 2 - Wanita Idaman

May 21, 2008 – 4:57 pm | by tintin

original post:

http://deconlabel.com/2008/05/21/memilih-pasangan-hidup-2-wanita-idaman/

Alhamdulillah, setelah menulis tentang memilih pasangan hidup yang ditujukan untuk para wanita yang mendambakan pria idaman dalam pandangan ISLAM, sekarang saya angkat menulis lawannya, yaitu menulis tentang memilih wanita idaman menurut ISLAM.

Tulisan ini saya tujukan untuk kawan² saya yang sedang berusaha untuk mencari, dan selalu berdoa dan berharap agar segera diberikan seorang wanita idaman sebagai pendampingnya. Selain itu juga teman² saya wanita yang ingin berusaha untuk menjadi wanita idaman bagi pasangannya kelak.

Wahai Nasiguri, Cahyo, Firman, Poleng, Rifqi, Dion, Arul, dan anak² TPC yang masih jombloers dan ingin segera married :) tulisan ini untukmu kawan. Semoga dimudahkan ALLAH mendapatkan wanita idamanmu .. aminn ..
Well, sesungguhnya tulisan ini saya ambil dari tulisan seorang ulama yang makalah aslinya yang berjudul “20 petunjuk dalam memilih istri” Insya ALLAH akan saya kasihkan di akhir tulisan ini. Dari artikel beliau akan saya tuliskan yang penting dan akan saya coba ringkas, dan saya coba berikan penjelasan tambahan.

Sebagian orang, mendefinisikan wanita idaman mungkin sebagai wanita yang cerdas, cantik, seksi, aduhai, dan sedap dipandang mata. Selain itu mungkin juga da yang menambahkandengan kaya, sampai ada orang yang beranggapan bahwa “yang penting, cantik, pintar, cerdas, kaya, tidak cacat, mencintai dengan sepenuh hati, dll”.

Setiap orang mempunyai kriteria masing² dalam mendefinisikan wanita idamannya, sedangkan ALLAH dan RasulNYA telah mensifati seorang wanita idaman adalah seorang wanita yang sholehah. Bagaimana mengetahui wanita itu sholehah atau tidak ?

Mari kita lihat petunjuk yang diberikan Rasulullah

1. Taat Beragama

Rasulullah SAW bersabda :

“Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat.”

(H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menunjukkan kriteria umum yang biasanya menjadi bahan pertimbangan seorang laki² dalam memilih seorang wanita, dan Rasulullah memerintahkan kita untuk memilih karena agamanya, maksudnya adalah wanita yang ta’at dengan agamanya, wanita yang taslim dengan aturan² dan hukum² dalam ISLAM. Dan dikabarkan bila kita memilih wanita tersebut karena agamanya, niscaya kita akan beruntung, karena akan menenangkan jiwa. Kemudian dengan seorang wanita yang paham akan agamanya, dan gerak geriknya selalu sesuai dengan agama, hal ini sudah meliputi segala kebaikan yang ada padanya, termasuk aqidahnya akhlaknya yang islami, dan keta’atannya.

2. Perawan
Rasulullah pernah bersabda kepada sahabat beliau, Jabir Radhiallohuanhu sepulang dari perang Dzatur Riqa’

“Wahai Jabir, apakah nanti kamu akan kawin?” Saya menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Sabdanya: “Dengan janda atau perawan?” Saya menjawab: “Janda.” Sabdanya: “Mengapa bukan perawan, supaya kamu dapat bergurau dengannya dan ia pun dapat bergurau denganmu?” Saya menjawab: “Sesungguhnya bapakku telah wafat saat perang Uhud, sedangkan beliau meninggalkan tujuh anak perempuan kepada kami. Oleh karena itu, aku menikah dengan seorang janda perempuan yang ‘mumpuni’, ia dapat mengasuh mereka dan melakukan kewajiban terhadap mereka.” Sabdanya: ” Engkau benar, insya Allah.”

(H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadits diatas mendorong kepada kita untuk memilih wanita yang masih perawan, yaitu perempuan yang belum pernah bersetubuh atau belum pernah menikah. Untuk alasan lebih lengkap silahkan merujuk pada artikel ini.

Meski diutamakan untuk memilih perawan, tetapi bukan berari memilih janda bukan keutamaan, hal ini terlihat dari hadits diatas, kenapa sahabat Jabir memilih seorang Janda. (Allohu’alam)

3. Berakhlak Baik

Mendapatkan seorang wanita yang berakhlak baik sesuai dengan apa yang dituntunkan dalam Al Qur’an wa Sunnah, merupakan kenikmatan dan rizki yang sangat besar. Diantara beberapa sifat dan akhlak baik adalah penyabar, amanah, tidak materialis dan selalu ridho, senang menyambung ikatan kerabat, pandai menyimpan rahasia, ridho terhadap ujian dan nikmat dari ALLAH, tidak bersolek ketika keluar rumah, besar kasih sayangnya kepada anak kecil, perangai dan kata-katanya menyenangkan, besar cintanya dan hemat.

4. Memikat Hati

ISLAM tidak melarang kita untuk memilih seorang wanita yang cantik, dan memikat hati. Tetapi tetap yang kita utamakan adalah agama dan akhlaknya, karena hal tersebut lebih utama dan lebih menenangkan jiwa.

ALLAH berfirman dalam penggalan surat An Nisaa ayat 3 :

“Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, …”

5. Kufu’ dalam beragama

Yang dimaksud se kufu’ dalam beragama adalah, setara atau sepadan. Dalampengertian yang lain sekufu’ adalah kedudukan setara antara calon suami dan calon istri. Dalam hal ini yang dianjurkan sekufu’ adalah dalam amsalah agama. Kenapa ? Karena agama merupakan bekal utama yang melandasai kemampuan dan tanggung jawab seorang perempuan untuk menjadi istri yang shalihah.

Islam mengajurkan memilih yang sekufu dalam beragama tujuannya agar tercipta keluarga sakinah mawaddah dan warahmah. Bila antara suami istri terdapat perbedaan-perbedaan mencolok dalam bidang akhlaq dan ibadah, apalagi istri jauh lebih rendah daripada suami, hal ini semacam ini akan menghambat upaya menciptakan rumah tangga yang dipenuhi kemesraan, kebahagiaan, dan penuh tanggung jawab kepada Allah. Demikianlah, karena istri yang tidak kufu’ memiliki pandangan yang berbeda dalam menilai baik buruk suatu masalah sehingga dalam rumah tangga muncul dua norma yang bisa berbeda. Hal ini sangat berbahaya bagi pembinaan akhlaq suami istri dan anak-anaknya. Bukanlah tujuan setiap orang membina rumah tangga adalah untuk memperoleh kebahagiaan sebesar-besarnya di dunia dan keselamatan di akhirat kelak? Kalau tujuan semacam ini tidak dapat diwujudkan, yang akan terjadi adalah perselisihan yang menyebabkan perderitaan.

6. Subur

ISLAM mengajurkan untuk memilih wanita yang subur, hal ini sesuai dengan anjuran dari Rasulullah dalam haditsnya

“Kawinlah dengan perempuan pecinta lagi bisa punya anak banyak (subur) agar aku dapat membanggakan jumlahmu yang banyak di hadapan para nabi pada hari kiamat nanti.”

(H.R. Abu Dawud dan Nasa’i)

Tujuan utama menikah adalah untuk mendapatkan keturunan, maka dari itu kita dianjurkan untuk memilih wanita yang subur. Jika kita mendapati bahwa wanita yang kita pilih ternyata tidak subur, maka bersabarlah dan tetap berusaha dan berdoa serta berharap hanya kepada ALLAH semata. Lakukanlah usaha yang syar’i, jangan ke dukun, atau kyai yang memberikan petunjuk² tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah.

7. Mudah Dilamar

Saat ini banyak para wanita yang terkadang bila ingin dinikahi akan meminta mahar yang sangat besar sehingga akan memberatkan calon suami yang akan menikahinya. Padahal hal ini bertentangan dengan petunjuk dari Rasulullah.

“Sesungguhnya wanita yang membawa berkah yaitu bila ia mudah dilamar, murah maskawinnya, subur peranakannya.”

(H.R.Ibnu Hibban, Hakim, dan lain-lain, dari ‘Aisyah)

Hadits diatas menjelaskan bahwa wanita yang membawa berkah adalah seorang wanita yang mudah dilamar dan murah mas kawinnya dan subur peranakannya.

Mudah dilamar maksudnya adalah, menerima lamaran seorang laki² muslim yang ta’at beribadah, dan baik akhlaknya tanpa melihat status kekayaan, sosial, ketampanan dan pekerjaan.

Meski begitu bagi laki² yang ingin melamar hendaknya juga telah mempunyai pekerjaan (usaha atau nafkah bagi istri) dan mempersiapkan tempat tinggal sebelum meminang seorang wanita yang dipilihnya. Hal ini adalah lebih baik dan menenangkan hati bagi wanita yang akan dinikahinya. Jika belum maka janganlah berhenti berusaha dan tetap berharap serta berdoa kepada ALLAH semoga ALLAH membukakan pintu rizki selebar-lebarnya dengan menikah.

Demikian tulisan diatas semoga bermanfaat bagi para pria yang ingin mencari wanita idaman, dan bagi para wanita yang ingin menjadi seorang wanita idaman bagi suaminya atau pasangannya kelak.

Meski begitu kita mengetahui bahwa tidak ada yang sempurna, baik pria maupun wanita, tetapi setidaknya kita ada petunjuk dalam mengusahakan diri kita untuk menjadi lebih baik dihadapan ALLAH. Semoga dimudahkan. Amin ..

Allohu’alam bishowab.

Kamis, 25 September 2008

Arti Minal Aidin Wal Faizin

Disadur dari situs Muslim.com

Manakah diantara kalimat-kalimat di bawah ini yang benar?

a. Minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir-bathin

b. Mohon maaf lahir-bathin, minal ‘aidin wal faizin

c. Semoga kita dimaafkan minal ‘aidin wal faizin

d. Semoga kita minal ‘aidin wal faizin

e. Semua benar.

Kalau kita tadi menyoal tentang asal kata Ied (masdaratau kata dasar dari ‘aada=kembali), sekarang kitamencoba untuk membongkar asal kata ‘Aidin dan Faizin.Darimana sih mereka? ‘Aidin itu isim fa’il (pelaku) dari ‘aada. Kalau andamemukul (kata kerja), pasti ada proses “pemukulan”(masdar), juga ada “yang memukul” (anda pelakunya).Kalau kamu “pulang” (kata kerja), berarti kamu “yangpulang” (pelaku). Pelaku dari kata kerja inilah yangdalam bahasa Arab disebut dengan isim
fa’il. Kalau si Aidin, darimana? ‘Aidin atau ‘Aidun itubentuk jamak (plural) dari ‘aid, yang artinya “yangkembali” (isim fa’il. Baca lagi teori di atas).Mungkin maksudnya adalah “kembali kepada fitrah”setelah berjuang dan mujahadah selama sebulan penuhmenjalankan puasa. - ‘aada = ia telah kembali (fi’il madhi). - Ya’uudu = ia tengah kembali (fi’il mudhori) - ‘audat = kembali (kata dasar) - ‘ud = kembali kau! (fi’il amr/kata perintah) - ‘aid = ia yang kembali (isim fa’il). Kalau si Faizin? Si Faizin juga sama. Dia isim fa’il dari faaza (pasttense) yang artinya “sang pemenang”. Urutannya sepertiini: Faaza = ia [telah] menang (past tense) Yafuuzu = ia [sedang] menang (present tense) Fauzan = menang (kata dasar). Fuz = menanglah (fi’il amr/kata perintah) Fa’iz = yang menang. ‘Aid (yang kembali) dan Fa’iz (yang menang) bisadijamakkan menjadi ‘Aidun dan
Fa’izun. Karenadidahului “Min” huruf jar, maka Aidun dan Faizunmenyelaraskan diri menjadi “Aidin” dan “Faizin”.Sehingga lengkapnya “Min Al ‘Aidin wa Al Faizin”. Biarlebih mudah membacanya, kita biasa menulis dengan”Minal Aidin wal Faizin”. Lalu mengapa harus diawali dengan “min”? “Min” artinya “dari”. Sebagaimana kita ketahui, kata”min” (dari) biasa digunakan untuk menunjukkan kataketerangan waktu dan tempat. Misalnya ‘dari’ zuhurhingga ashar. Atau ‘dari’ Cengkareng sampe Cimone. Selain berarti “dari”, Min juga mengandung arti lain.Syekh Ibnu Malik dari Spanyol, dalam syairnyamenjelaskan: Ba’id wa bayyin wabtadi fil amkinah Bi MIN wa qad ta’ti li bad’il azminah Maknailah dengan “sebagian”, kata penjelas danpermulaan tempat- -Dengan MIN. Kadang ia untuk menunjukkan permulaanwaktu. Dari keterangan Ibnu Malik ini, kita bisa mendapatkangambaran bahwa
MIN pada MIN-al aidin wal faizin tadimenunjukkan kata “sebagian” (lit-tab’idh). Jadi secaraharfiyah, minal ‘aidin wal-faizin artinya: BAGIAN DARIORANG-ORANG YANG KEMBALI DAN ORANG-ORANG YANG MENANG.Nah, pusing kan? Tunggu dulu. Sabar, napa? Kalimat di atas adalah kalimat doa. Baik dalamAl-Quran dan Hadis banyak kalimat-kalimat seperti ituyang menunjukkan doa kepada yang bersangkutan. Kitasering menambahi julukan kepada orang yang sudah wafatdengan tambahan “almarhum” yang artinya “yangdirahmati” (terserah orang tersebut rajin sholat ataugak pernah sama sekali). Sebab, itu hanya doa danpengharapan “semoga ia dirahmati oleh Allah, diberikankasih sayang-Nya di alam barzakh hingga hari Kiamat”. Akan halnya dengan minal ‘aidin wal-faizin, ini jugadoa: “Semoga anda termasuk (bagian dari) orang-orangyang kembali kepada fitrah kesucian dan termasuk(bagian dari) orang-orang yang
mendapatkankemenangan”. Amin. Duh indahnya Islam. Sama orang yang nggak puasa saja,sempet-sempetnya kita doain yang bener. Kesimpulannya? Ya simpulkan saja sendiri. Yang jelas Minal Aidin tidak ada hubungannya dengan Mohon maaf lahir danbathin. Menggunakan kalimat a, boleh. Memilih b, yasilakan juga. Tapi sekali lagi, “mohon maaf lahirbathin” itu bukan arti daripada “minal aidin”. Dan,saran saya: jangan memilih c, karena minal aidin tidakpernah bisa memaafkan orang. Pilihan yang paling shahih -menurut saya- adalah d. Karena ini yangsebenarnya lebih relevan baik sebagai ucapan ataupunsebagai doa. Akhirnya, semoga kita minal ‘aidin wal faizin. Amin!Selamat hari Raya Idul Fitri 1 Syawwal 1428 H.
???? ???? ??? ????? ?? ??? ? ???? ????

Taqobbalallahu minna wa minkum, kullu ‘am wa antum bi khoir.(Semoga Allah menerima amal baik kita semua, dan setiap tahunnya menjadi lebih baik)

Sabtu, 16 Agustus 2008

Saat Menolak, Saat Ditolak

10/24/2003 11:19:47 AM - Oleh DSW


Proposal nikah tak selamanya berjalan mulus. Bagaimana agar tak menimbulkan luka?

Menolak dengan ma ruf :

  1. Agar tak banyak bimbang dan bingung dalam bersikap, tentukan kriteria atau calon pasangan sejak jauh-jauh hari. Ingin suami yang seperti apa, sih? Umumnya kriteria itu menyangkut aspek ruhiyah, aqliyah dan jasadiyah (fisik).
  2. Tentukan skala prioritas dari standart yang telah dibuat. Misalnya, nomor satu masalah agamanya, kedua, kepribadian, baru masalah keluarga, status sosial, ekonomi, fisik dan lainnya.
  3. Saat ada proposal masuk, gali data dan informasi sebanyak mungkin. Caranya? Tempuh prosedur ta aruf yang benar! Bisa bertanya langsung, bisa secara tertulis, atau bisa lewat pihak ketiga.
  4. Sinkronkan data yang ada dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ingat, bukan sekedar mengukur apakah dia cocok buat saya tapi juga apakah saya cocok buat dia.
  5. Selain pertimbangan syariah, gunakan juga ukuran logika umum. Islam tidak melarang logika, justru mendukung penggunaan logika dan emosi. Misalnya, ternyata si dia jauh di atas; sudahlah keturunan raja, konglomerat, sementara saya rumahnya masih di pinggir kali. Sanggupkah kita menghadapi kesenjangan itu?
  6. Jika terlalu jauh meleset, segera putuskan untuk katakan tidak. Jangan memberi harapan-harapan kosong hanya karena bimbang.
  7. Jika ada kecocokan, meski tidak seratus persen sebab ini sangat sulit, minta waktu untuk mempertimbangkannya. Jangan terlalu lama.
  8. Lakukan penolakan sebelum proses khitbah atau lamaran resmi yang sudah melibatkan keluarga dua belah pihak.
  9. Sampaikan penolakan secara jelas, termasuk alasannya.
  10. Cermati bagaimana kepribadiannya, jika tergolong sensitif pilih alasan umum yang tidak menyakitkan. Misalnya, jangan katakan saya tidak bisa menerima karena fisik Anda kurang oke, atau Anda kurang cerdas. Katakan saja, setelah shalat istikharah dan mempertimbangkan baik-baik, mohon maaf, saya tidak bisa menerima proposal ini.


Ditolak tetap ikhlas:

  1. Sebelum mengajukan proposal pada seseorang, siapkan mental bahwa ada dua kemungkinan: diterima atau ditolak.
  2. Tetapkan tujuan dengan ikhlas dan berdimensi ke depan: saya sedang menjajagi calon ibu atau calon ayah buat anak-anak saya, bukan cuma mencari pendamping hidup.
  3. Saat ditolak, ambil hikmahnya dan berpikir positiflah bahwa Allah telah membuka tabir rahasia-Nya; dia memang bukan yang terbaik buat saya; dia memang bukan calon ibu atau ayah buat anak-anak saya kelak.
  4. Jauhi pikiran yang mendiskreditkan diri sendiri. Misalnya, ah, saya memang bukan orang kaya, saya bukan orang terhormat dan sebagainya. Dikhawatirkan, pikiran-pikiran semacam itu akan membuat kita menggugat takdir-Nya.
  5. Alihkan energi kesedihan, kekecewaan, malu atau marah -selama dalam batas wajar adalah lumrah dan manusiawi- dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat, baik buat diri mau pun orang lain.
  6. Segera bangkit dan tetap optimis untuk mendapatkan calon pengganti. Ingat, kita bukan sedang mengejar-ngejar si A, tapi sedang mencari teman penjalanan menuju gerbang surga!

(dsw/Konsultan ahli: Budi Darmawan, Psi. dan Rustika Thamrin, Psi.)

Jumat, 25 Juli 2008

Hati


Hati itu ada empat macam:

1. Hati yang tertutup, itulah dia hati orang kafir,

2. Hati yang dua muka, itulah dia hati orang munafiq,

3. Hati yang suci bersih, di sana ada pelita yang menyala, itulah dia hati orang yang beriman, dan

4. hati yang berisi keimanan dan kemunafikan.

Perumpamaan keimanan itu adalah laksana sebatang kayu yang dihidupi air yang bersih, sedang kemunafikan itu tak ubahnya bagai bisul yang diairi darah dan nanah. Mana di antara keduanya yang lebih kuat, itulah yang menang..!"

Sabtu, 28 Juni 2008

Keutamaan surah-surah dan ayat-ayat tertentu

1. Dari Abi Said Rafi´´ bin Al Mu´alla ra. ia berkata, "Rasulullah SAW. bersabda kepadaku, ´Maukah saya ajarkan kepadamu surah yang paling agung dalam Al Qur´an, sebelum kamu keluar dari mesjid? ´Lalu beliau memegang tanganku, dan ketika kami hendak keluar, saya bertanya : ´Ya Rasulullah! Engkau berkata bahwa engkau akan mengajarkan surah yang paling agung dalam Al Qur ´an kepadaku´

Beliau menjawab : ´Alhamdu lillahi rabbil ´alamiin (Al Faatihah), adalah tujuh ayat yang dibaca pada setiap salat dan Al Qur´an yang agung yang diberikan kepadaku´. (Bukhari)

2. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, "Ketika Jibril a.s. sedang duduk di sisi Rasulullah SAW., beliau mendengar suara dari atas, lalu beliau mendongakkan kepala dan bersabda, ´Ini adalah pintu langit yang dibuka pada hari ini, dan tidak pernah dibuka kecuali hari ini´ Lalu seorang malaikat turun dari pintu tersebut. Kemudian beliau bersabda, ´Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan dia tidak pernah turun kecuali hari ini´. Lalu dia (malaikat) memberi salam seraya berkata, ´Aku membawa berita gembira dengan dua cahaya yang diturunkan kepada engkau dan tidak pernah diberikan kepada nabi sebelummu, yaitu : Surah Al Faatihah dan beberapa ayat terakhir Surah Al Baqarah. Tidaklah kamu membaca satu huruf daripadanya kecuali kamu mendapat karunia ´". (Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Janganlah kau jadikan rumah-rumahmu seperti kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibaca surah Al Baqarah." (Muslim)

4. Dari Ubai bin Kaab ra., ia berkata, "Rasulullah SAW. bersabda, "Wahai Abu Munzir! Tahukah engkau ayat mana dalam Kitab Allah yang paling agung?" Saya menjawab, ´Allahu laailaaha illa huwal hayyul qoyyuum (ayat kursi)´, Lalu beliau menepuk dadaku dan bersabda, ´Semoga Allah memudahkan ilmu bagimu, wahai Abu Munzir´. (Muslim)

5. Dari Abi Mas´ud Al Badri ra., dari Rasulullah SAW. beliau bersabda, "Barangsiapa membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah pada waktu malam, niscaya ia akan mencukupinya." (Disepakati oleh Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ´Bacalah Al Qur´an, karena di hari kiamat kelak ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya, bacalah zahrawaen, yaitu : surah Al Baqarah dan surah Ali ´Imran. Sesungguhnya pada hari kiamat nanti keduanya akan datang bagaikan dua awan atau dua kawanan burung yang berbaris yang siap membantu orang-orang yang pernah membacanya. Dan bacalah surah Al Baqarah karena membacanya adalah suatu berkat dan meninggalkannya adalah suatu kerugian. Tukang sihir tak akan sanggup menghasutnya." (Muslim)

7. Dari Abu Darda ´ ra., bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Barang siapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surah Al Kahfi, maka ia akan terjaga dari dajal." Dalam riwayat lain, "...sepuluh ayat terakhir dari surah Al-Kahf..." (Muslim)

8. Dari Abu Said Al Khudri ra., bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Barangsiapa membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, maka dia akan diterangi cahaya antara dua Jum ´at." (Hakim dan Baihaqi. Hadis ini adalah hadis sahih)

9. Dari Ibnu Masud ra., ia berkata, "Rasulullah SAW. bersabda, "Surah Tabarak (Al Mulk) adalah penjaga dari azab kubur.". (Hakim dan Abu Naim, Hadis di atas adalah hadis sahih)

10. Dari Ibnu Umar ra., dia berkata, "Rasulullah SAW. bersabda, "Siapa yang suka melihat saya di hari kiamat dengan sebenar-benar penglihatan, maka hendaklah ia membaca surah At Takwiir, Al Infithaar dan Al Insyiqaq." (Ahmad, Tirmizi dan Hakim)

11. Dari Abu Said Al Khudri ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda tentang Qul Huwallahu Ahad, "Demi Allah ~Yang diriku berada di dalam genggamanNya~, sesungguhnya ia (Al Ikhlash) menyamai sepertiga Al Qur´an. "Pada riwayat lain, Rasulullah SAW. bersabda kepada para sahabatnya, "Adakah di antara kamu yang tidak sanggup membaca sepertiga Al Qur´an dalam satu malam?" Hal ini memang berat bagi mereka, lalu mereka bertanya, "Siapakah di antara kami yang mampu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Qul Huwallahu Ahad Allahush-Shamad, adalah sepertiga Al Qur´an." (Bukhari)

12. Dari Muaz bin Anas ra., bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Siapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad sebanyak sepuluh kali, niscaya Allah akan membangun rumah baginya di surga." (Ahmad)

13. Dari ´Uqbah bin ´Amir ra., bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Adakah kau lihat ayat-ayat yang diturunkan pada malam ini dan selainnya tidak dapat dilihat sepertinya?, dialah, ´Qul a´udzu birabbil falaq´ dan ´Qul a´udzu birabbin-naas´. (Muslim)

14. Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW. apabila akan berangkat tidur setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian meniupkannya seraya membaca surah Al Ikhlash, Al Falaq dan An-Naas. Kemudian beliau mengusapkannya ke seluruh tubuhnya, sebatas yang bisa dicapai. Dimulai dari kepala, lalu wajah, kemudian bagian depan dari badan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali. (Disepakati oleh Bukhari dan Muslim)

15. Kami diceritai oleh Abdullah bin Yusuf : Kami diberitahu oleh Malik dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari ´Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW. bila merasa sakit beliau membaca sendiri Al Mu´awwizaat ´ (Al Ikhlash, Al Falaq dan An-Naas) kemudian meniupkannya. Apabila rasa sakitnya bertambah saya yang membacanya kemudian saya usapkan ke tangannya mengharap keberkatan darinya." (Bukhari)


SUMBER PENULISAN:

1. Hadits Riwayat Bukhari Muslim.

2. Hadits Riwayat Ahmad, Tirmizi dan Hakim.

3. Beberapa catatan forum kajian Al Qur´an dan Hadits

Kismuntoyib D.

Minggu, 11 Mei 2008

Istighfar

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Sesungguhnya setiap manusia itu mempunyai kesalahan baik sedikit maupun banyak. Karena memang manusia itu adalah tempatnya lupa dan salah yang memang merupakan kelamahan dari manusia. Tapi itu semua sebenarnya dapat ditanggulangi dengan satu resep yang sangat ampuh. Yang dengan satu resep tersebut manusia dapat terangkat derajatnya dari manusia yang penuh dengan dosa dan noda kemaksiatan menjadi orang yang sangat mulia dihadapan Allah Azza wa jalla.

Sesungguhnya dosa yang dilakukan oleh manusia itu pasti mempunyai ampunan dari Allah azza wa jalla. Tapi bagaimanakah caranya memperoleh ampunan itu ??. Yaitu dengan Istighfar. Apakah istighfar itu..?. Istighfar artinya ialah memohon ampunan. Yang dimaksud ampunan ialah pemeliharaan dari perbuatan dosa. Ampunan merupakan sesuatu yang memiliki nilai lebih dari penutup aib, karena makna ampunan ialah pemeliharaan dari kejahatan dosa, sehingga seorang hamba tidak disiksa karena dosa itu. Siapa yang diampuni dosanya berarti dia tidak di siksa. Adapun jika dosa itu hanya sekedar ditutupi, maka dia akan tetap disiksa dalam batinnya. Siapa yang disiksa karena dosa baik secara batin maupun lahirnya, berarti dia tidak diampuni. Ampunan dosa terjadi jika dia tidak disiksa dengan suatu siksaan yang mestinya dia disiksa karena dosanya itu.

Istigfar mempunyai urgensi yang sangat besar dalam islam. Banyaknya ayat dalam Al-qur’an yang membicarakan masalah ampunan dan istighfar, baik berupa perintah, pujian maupun tuntutan. Allah telah memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mengerjakan istighfar, sebagaimana firman-Nya,

“Dan mohonlah ampunan kepada allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.”(An-Nisa’:106).

Allah juga memerintahkan orang-orang mukmin untuk mengerjakannya. Firman-Nya,

“Dan, mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang."(Al-Muzzammil:20).

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“sesungguhnya hatiku benar-benar ada tutupan dan sesungguhnya aku benar-benar memohon ampunan kepada Allah seratus kali dalam sehari”(H.R. Muslim,Abu Daud dan Ahmad).


“Demi yang diriku ada di tangan-Nya, sekiranya kalian tidak berdosa, maka Allah akan mematikan kalian dan Dia akan mendatangkan suatu kaum yang berdosa, lalu mereka memohon ampunan kepada Allah, sehingga Allah mengampuni mereka”(H.R.Muslim,at-Tirmidzy dan Ahmad).

Bagaimanakah sekarang setelah kita mengerti tentang istighfar kita dapat melakukan suatu istighfar yang ‘bermutu’ di hadapan Allah Azza wa Jalla. Tentunya kita harus memenuhi beberapa syarat tertentu agar istighfar kita di terima. Diantara Syarat-syarat itu ialah:

1. Mengikhlaskan hati karena Allah dan menghadirkannya bersama lafazh yang terucap, karena ikhlas merupakan asas diterimanya setiap ketaatan. Jadi hati harus mempunyai keikhlasan untuk menghadap Allah, sambil menunjukkan ketundukan, kekhusu’an dan kepatuhan, mengiringi kata-kata yang terucap di lisan. Kata-kata yang terucap harus menerjemahkan keyakinan dan kekhusukan yang ada di dalam hati.

2. Tidak senantiasa melakukan dosa. Orang yang melakukan Istighfar harus melepaskan diri dari dosa yang pernah dilakukannya. Allah Azza wa Jalla berfirman “…dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya, sedang mereka mengetahuinya.”(Ali-Imran:13). Al-Fudhail bin Iyadh Rahimahullah berkata, “memohon ampunan tanpa meninggalkan dosa merupakan taubatnya para pendusta”(Fathul Bary, Majmu’ Al-Fatawa).

3. Membenarkan dengan hati dan keyakinan terhadap pahala.

4. Aktif mengerjakan berbagai macam kebaikan dan ketaatan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “Tetapi orang yang berlaku zhalim kemudian ditukarnya kezhaliman itu dengan kebaikan (Allah akan mengampuninya), Maka sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(An-Naml:11).

Setelah kita tahu syarat-syarat untuk beristighfar maka kita juga harus mengerti kepada siapa kita itu menghadap. Maka untuk itu kitapun harus mengetahui tentang adab-adab dalam beristighfar, yang di antaranya,

1. Dalam keadaan bersuci, yang didasarkan kepada sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam,”Tidaklah seseorang melakukan suatu dosa, kemudian dia bangkit bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia bangkit bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla, melainkan Allah mengampuni dosanya.”. Kemudian beliau membaca ayat, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah?”(Ali Imran:135).

2. Memilih waktu-waktu yang utama, yaitu dengan memilih waktu yang sesuai untuk ketenangan dan kekhusyukan hati. Adapun waktu yang paling utama ialah pada waktu sahur. Allah telah memuji orang-orang yang memohon ampunan pada waktu-waktu sahur, dalam firman-Nya, “…dan orang-orang yang memohon ampun pada waktu sahur”(Ali Imran:17).

3. Banyak-banyak memohon ampunan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,”Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya lebih dari tujuhpuluh kali dalam sehari.”

4. Hendaknya menjadikan Istighfar sebagai penutup segala urusan. Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu membuat kesimpulan mengenai ajal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan turunnya surat An-Nashr, karena di dalam surat ini beliau diperintahkan untuk bertasbih dan istighfar.

Ikhwan wa Akhwat yang dirahmati Allah marilah kita sebagai makhluk Allah yang dapat berfikir, marilah mulai sekarang kita terus berfikir apa saja dan berapa banyak dosa yang telah kita lakukan. Marilah kita bermuhasabah sebelum kita melakukan kegiatan apa baiknya kegiatan yang akan kita lakukan lebih besar mana antara manfaat dan mafsadatnya, setelah itu kembali kita bermuhasabah untuk mengevaluasi apa-apa yang telah kita kerjakan guna memaksimalkan kegiatan kita selanjutnya. Bermuhasabahlah sendiri-sendiri karena sesungguhnya setiap makhluk itu mempunyai dosa yang berlainan dan janganlah mengkhususkan waktu tertentu saja dalam bermuhasabah.

Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu an laa ilaha illa Anta Astaghfiruka wa atubu Ilaika.


Pustaka :
Istighfar, Ahammiyah wa Hajatul-‘Abd Ilaihi, Ibnu Taimiyah, Dar Ibnu Hazm, Beirut 1415 H.

Senin, 24 Maret 2008

Ketika Asmara Ditunggangi Syetan

Cinta, kata itu menjadi sangat populer. Bahkan boleh jadi manjadi kata termahal dan kata yang paling susah untuk kita ungkapkan. Karena memang cinta merupakan ajang tempat persinggahan dari orang-orang yang suka berlomba dan berkompetisi. Baik dalam berlomba menda patkan perhatian dari sang kekasih, atasan, keluarga ataupun anak-anak kita. Karena dengan cinta akan timbul rasa kasih sayang.

Pendorong semangat bagi ayah untuk giat mencari nafkah. Pemantik api gairah kerja untuk mancapai keberhasilan demi keberhasilan pekerjaaan yang diamanahkannya. Serta penyemangat bagi para pecinta untuk selalu berbuat dan memberikan yang terbaik dengan sesama, terutama dengan sang kekasihnya. Dr. Dean Ornish dalam penelitian terhadap orang yang sedang jatuh cinta menyatakan, bahwa orang yang lagi dilanda jatuh cinta akan merasa lebih sehat dan lebih bahagia.

Bahkan dalam efek kesehatan, menurut penulis buku buku "Love and Survival" ini menyebutkan, orang yang sedang jatuh cinta akan menjadikan dirinya lebih kebal terhadap penyakit dan bila sakit pun akan relatif lebih cepat dalam proses penyembuhannya. Sebab, cinta merupakan saluran ungkapan curahan hati dan kata, bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta. Sehingga, di saat seorang sedang jatuh cinta, akan mengorbankan seluruh jiwa dan raganya agar bisa bersama dengan sang kekasih-nya. Orang yang lagi jatuh cinta inilah, disebut dengan orang kasmaran, sebab ia sedang melepaskan panah asmara dari lubuk hatinya.

Ya, dari lubuh hatinya. Karenanya, bagi orang yang beriman, cinta yang bergelora dalam asmara adalah santapan hati yang tak boleh berhenti. Karena ia akan mengobarkan semangat dirinya untuk selalu berharap bertemu dan berjumpa dengan-Nya. Tanpa mengharapkan cinta-Nya, orang beriman seperti mati. Sebab cinta itu lah detak jantung nadi kehidupan yang selama ini ia jalani. Pengarang "Manazilus-Saiirin" berkata,"Cinta adalah keterkaitan hati, antara hasrat dan kejinakan." Artinya cinta adalah keterkaitan hati dengan kekasih, dengan suatu kaitan yang yang disertai has rat orang yang mencintainya dan sekaligus kejfnakan dirinya dengan kekasihnya itu.

Sehingga tidak ada tempat bertambat yang pertama kecuali bersamanya. Cinta inilah tanda, bagi orang-orang yang sedang berjalan kepada Allah, petunjuk jalan dan penghubung antara hamba dan Penciptanya. Sedang Ibnu Qoyyim dalam "Madarijus Salikin" meyebutkan, cinta merupakan cahaya, karenanya siapa yang tak memilikinya seperti tengah berada di tengah lautan yang gelap gulita. Cinta adalah obat penyembuh, dan barang siapa yang menukarnya maka hatinya akan dihinggapi berbagai penyakit. Cinta adalah kelezatan, siapa yang mengabaikannya, maka seluruh kehidupannya diwarnai dengan kegelisahan dan penderitaan.

Dan cinta adalah ruh keimanan dan amal, sehingga ketika lenyap, jasad seperti tak ber ruh. Dengan cinta lah, orang akan bisa menempuh perjalanan berpuluh-puluh kilometer menuju suatu negeri. Mengharapkan suatu siraman ruhani dan perjumpaan dengan kekasihnya. Dengan cinta lah, jalanan seakan lurus tak berliku, terasa mudah untuk menghantarkan dirinya ke tempat persinggahan yang terdekat. Karena cinta lah yang sepertinya membawakan beban orang yang dalam perjalanan saat menuju suatu negeri. Sehingga ia merasa ringan untuk berjalan. Merasa terang dan dekat dengan tujuan sang kekasihnya. Karena segala beban hidup menjadi sirna, seiring dengan penggambaran dirinya menuju tiupan asmara yang menggelora.

Itulah, mengapa ahli jantung di Klang Valley, Malaysia, dr. David Quck, menyarankan setiap orang untuk memiliki cinta yang baik. Karena berdasarkan penelitiannya, sesorang yang memiliki cinta, biasanya akan lebih kuat dan karena itu dapat mengatasi stress dengan baik. Hal senada juga diungkapkan oleh psikolog, pengarang "The Sevent Principle for Making Marriage Work", Fobia John Gottman Ph.D. yang mengungkapkan, bahwa cinta akan mengurangi depresi gangguan kecemasan, gangguan jiwa dan stress pasca trauma.

Cinta, Kunci Manisnya Iman

Cinta dalam sudut bahasa (Arab) berarti habbatul-qalbi atau inti dan relung hati, artinya cinta datangnya dari hati.

Karenanya Abu Sulaiman Ad Darany berkata, "Ketika hati manusia mengaku cinta pada Allah, maka Allah menurunkan ayat khusus cinta sebagai ujian bagi mereka." "Katakanlah jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian." (QS. Ali Imran: 31). Dan kemudian Allah menuntun hambanya kala bercinta dengan turunnya ayat, "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kalian yang murtad dari agamanya. Maka kelak akan datang suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. Yang bersikap lemah lembut terhadap kaum mukmin. yang siap keras , terhadap kaum kafir, yang berjihad di jalan Allah don yang tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela". (AI Maidah: 54)

Artinya, orang yang cinta itu, menurut Ibnu Atha'illah, akan lemah lembut bagai orang tua terhadap anaknya. Namun akan bersikap keras terhadap kaum kafir (musuh atau saingan) seperti singa yang menghadapi mangsa dan lawannya. Dirinya siap mengorbankan segala jiwa, tangan, lisan dan hartanya yang merupakan wujud dari pengakuan cintanya. Dan orang yang sedang dilanda asmara juga tak peduli akan celaan. Karena setiap orang yang mencintai tentu tak lepas dari celaan orang lain, karena cintanya terhadap sang kekasih. Para pemilik cinta seperti inilah yang akan membawa kemuliaan dunia akherat, sehingga akhirnya sanantiasa berdekatan dengan sang kekasih.

Karena Allah telah berjanji menetapkan seseorang itu akan bersama dengan orang yang paling dicintainya. Inilah kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang memendam rasa cinta, api asmara. Namun dalam hadish shohih dari Anas bin Malik disebutkan, Rasulullah SAW bersabda, "Tiga perkara, siapa yang apabila tiga perkara ini ada padanya, maka dia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu: Hendak-lah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada (cintanya kepada) selain keduanya, dia mencintai sesorang dan tidak mencintainya melainkan karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia benci dilemparkan ke neraka "(Anas bin Malik).

Ya, sebuah landasan perasaan dalam menempatkan rasa cinta dan benci hanya dikarenakan Allah. Itulah yang menjadikan keistimewaan rasa cinta dan api asmara sebagai kunci manisnya keimanan yang berujung pada kenikmatan surga. Sehingga syetan, sang musuh durjana, yang telah berikrar menjauhkan sebanyak mungkin anak cucu Adam dari surga akan selalu bermain-main di wilayah cinta yang satu ini. Syethan berusaha memutar balikkan hati, mempermainkan cinta dan menunggangi asmara. la membuat bisikan-bisikan yang membuat hati lupa dengan sang kekasih sesungguhnya. Hasrat cinta yang menyingkir- kan keterkaitan hati antara diri dan kekasihnya tergoyah, tercebur ke lubang maksiat, menabrak tembok-tembok batas aturan-Nya.

Bisikan- bisikan tersebut berhasil, karena ia lalai dan berpaling dari sang kekasih abadinya. Sekali seorang hamba menuruti bisikan-bisikan itu, cahaya cinta sejati yang berasal dari lubuk hati akan padam. Dan timbullah segal a kegelapan dalam dirinya. Kegelapan inilah yang menja- dikan penghalang hatinya menabrak segal a rambu-rambu agama dan asusila. Sehingga sebesar apapun hasrat cinta, landasilah dengan kecintaan kepada-Nya.

Sebagaimana nabi Yusuf as, yang sebenarnya juga terbersit hasrat cintanya kepada Zulaikha. Namun ia dapat memendam bara api asmaranya, menolak segala bisikan-bisikan nafsu. Karena tak lain ia lebih memilih asmara cintanya dibalut dengan cintanya pada Ilahi. Dan apalah jadinya jika Yusuf menuruti cintanya tanpa balutan cinta Ilahinya ? Yang mana, dalam kurun waktu selanjutnya, Allah memberikan takdir kepada keduanya, setelah membalutnya dengan cinta pada Ilahinya, bersanding bersama dalam mahligai yang diridhai Allah. "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) sebab, sesungguhnya nafsu itu selalu memerintahkan kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku" (Yusuf:53).

Dan memang fitrah manusia yang diberikan hasrat kecintaan, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan keadaan apa-apa yang didingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, kuda pilihan, bintang ternak dan sawah ladang (Ali Imran). Namun kecintaan tersebut jika tanpa balutan yang benar, justru syetan lah yang bermain dan menjadikan kuda tungangganya. Abu Usman al-Hiri berkata, aku mendengar Abu harsh berkata, "Ahwal seringkali rusak lantaran tiga hal, yaitu fasiqnya orang-orang arif, khianatnya para pecinta dan dustanya para murid".***

Senin, 25 Februari 2008

Apakah rizki dan perkawinan sudah tertulis di lauh mahfuzh?

Pertanyaan :
Apakah rizki dan perkawinan sudah tertulis di lauh mahfuzh?

Jawaban :
Sejak Allah menciptakan Alqalam hingga hari kiamat , segala sesuatu sudah tertulis di lauh mahfuth. Sebab pertama kali menciptakan al-qalam, Allah berkata kepadanya, "Tulislah!" Dia berkata, "Wahai Rabbku apa yang mesti aku tulis?" Allah berfirman, "Tulislah!" Ia hanya ciptaan, lalu pada saat itu pula berlaku padanya apa yang memang menjadi ciptaan hingga hari kiamat."

Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa apabila janin di perut ibunya sudah berumur empat bulan, maka Allah mengutus seorang malaikat agar menghembuskan ruh kepadanya, dan dituliskan rizki, ajal dan amalnya; apakah dia sengsara atau bahagia. Rizki juga sudah tertulis, tidak bertambah dan tidak pula berkurang. Padahal diantara sebab yang juga sudah ditetapkan, manusia harus berusaha mencari rizki, sebagai mana firman Allah:

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah dijalannya dan makanlah sebagian dari rizkiNya. Dan hanya kepada Nya lah kamu (kembali setelah ) dibangkitkan." (Al-Mulk: 15)

Diantara sebab lain datang rizki adalah silaturahim, birrul walidain dan menguatkan hubungan kekerabatan . Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata :

"Barang siapa suka agar dilapangkan baginya dalam rizkinya dan ditangguhkan ajalnya, maka hendaklah dia menjalin hubungan kekerabatan."

Sebab lain datangya rizki adalah takwa kepada Allah. FirmanNya:

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3)

Engkau tidak bisa mengatakan, "Rizki itu sudah ditulis dan dibatasi. Berarti aku tidak bisa mengerjakan sebab yang bisa menghantarkan kepadanya." Ini temasuk ucapan yang menunjukkan kelemahan. Kalau mau disebut kuat dan tegar maka engkau harus berusaha mengais rizkimu, mencari apa yang bermanfaat bagimu dalam agamamu dan duniamu. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata :

"Yang kuat adalah orang yang mampu menunjukkan dirinya dan berbuat untuk kepentingan sesudah mati. Dan yang lemah adalah orang yang menyertakan dirinya kepada nafsunya serta mengangankan kepada Allah dengan berbagai angan-angan."

Kaitannya dengan rizki yang sudah ditakdirkan dengan sebab-sebabnya, maka begitu pula kaitannya dengan perkawinan. Boleh jadi dua orang yang sudah ditulis menjadi suami isteri, toh akhirnya salah satu diantaranya menjadi pasangan orang lain. Tidak ada sesuatu pun dilangit dan di bumi yang tersembunyi dari Allah.


Sumber: Majmu' Fatawa wa Rasa'il Fadhilatisy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimain.
Oleh : Al-Sofwah

Senin, 21 Januari 2008

Keutamaan Wudhu

nisi Wudhu' secara bahasa

Secara bahasa, bila dibaca dengan Dhammah (Al wudhuu'u) artinya pekerjaan wudhu' atau mengambil air wudhu'. Bila dengan fathah (Al wudhuu'a) artinya air wudhu'. Dan juga wudhu' itu merupakan mashdar atau keduanya merupakan mashdar dan terkadang keduanya dimaksudkan ialah air wudhu'. Jika diakatakan tawadh-dha'tu li ash-shalaati artinya aku berwudhu untuk sholat.
efinisi wudhu' secara syari'at

Secara syari'at arti wudhu' adalah menggunakan air yang suci untuk mencuci angota-anggota tertentu yang sudah diterangkan dan disyariatkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Dalil-dalil Disyari'atkannya Wudhu' Dari Al-qur'an dan As-sunnah:
Allah Ta'ala berfirman:"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki….".(Al-Maaidah:6).

Dari Abu Hurairah Radliyallahu Anhu ia berkata "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam bersabda "Allah tidak akan menerima sholat salah seorang di antara kamu apabila ia berhadats, sehingga ia berwudhu'"(Shahih HR. Bukhari di Fathul Baari, 1:206; Muslim, no 255 dan imam lainnya)

Dari Ibnu Umar, ia berkata: "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:"Allah tidak akan menerima sholat orang yang tidak bersuci dan tidak menerima shodaqoh dari hasil penipuan (khianat)". (Shahih HR. Muslim, 1:160, dan imam lainnya).

Dari Ibnu Abbas ia berkata:"Telah bersabda Rasulallah Shallallahu Alahi wa Sallam :"Hanyalah Aku diperintah berwudhu' apabila aku hendak sholat.". (Shahih HR. Abu Dawud:3760; Tirmidzi:1848, ia berkata:'Hasan Shahih', dan diriwayatkan oleh Nasa'i,1:73). Hadits ini di Shahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Shahih Jaami'u ash-Shaghir, no 2333.

Dari Abu Sa'id Radliyallahu 'Anhu ia berkata:" telah bersabda Rasulallahu Alaihi wa Sallam :"Kunci Sholat adalah bersuci, tahrimnya(1) adalah takbir dan tahlilnya(2) adalah salam". (Shahih HR. Abu Dawud:60;Tirmidzi:3;Ibnu Majah:275;dan imam lainnya). Hadits ini di Shahih kan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Jaami'u ash-shaghir:5761.
Keutamaan (Keistimewaan) Wudhu'

Dari Abu Hurairah Radliyallahu Anhu ia berkata telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :" maukah aku tunjukkan kepada kalian beberpa hal yang dengan itu Allah kan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat kalian?". "Mau ya Rasulallah". Ujar mereka. Sabda beliau:"Yaitu menyempurnakan wudhu' ketika dalam keadaan sulit(3), sering melangkah menuju ke mesjid dan menunggu sholat setelah selesai mengerjakan Sholat(4), yang demikian itu adalah perjuangan (ribath)(5), perjuangan, perjuangan". (Shahih HR. Muslim, I:151 dan lainnya, Lihat Mukhtashar Muslim, no 133.)

Dari Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu bahwasannya Rasulallah Shallallahu 'Alahi wa Sallam bersabda:"Apabila seorang hamba muslim berwudhu', lalu ia mencuci wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang ia pernah melihat(yang haram) dengan matanya bersama dengan air atau bersama dengan tetesan yang terakhir. Bila ia mencuci kedua tangannya, keluar dari tangannya setiap dosa yang pernah dilakukan oleh tangannya bersamaan dengan air atau tetesan air yang treakhir. Dan bila ia mencuci kedua kakinya, akan keluar dosa-dosa yang dilakukan oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau barsamaan dengan tetesan air yang terakhir, hingga ia keluar dalam keadan bersih dari dosa" (Shahih HR. Muslim, I:148 dan lainnya).

Dari Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam ketika datang ke pemakaman beliau mengucapkan "Assalamu'alaikum daar qaumi mu'minin. Wa Insya Allah bikum 'an qariibin laa hiquun"(Kesejahteraan kepada kamu wahai penghuni perkampungan kaum mu'minin, dan insya Allah tidak lama lagi kami akan menyusul kamu). Alangkah inginnya hatiku ketika hendak melihat saudara- saudaraku!. Para shahabat berkata:" Bukankah kami ini saudara-saudara engkau ya Rasulullah?" Sabda beliau :" Kalian ini para shahabatku, adapun saudara-saudaraku adalah orang yang belum muncul". Mereka bertanya:"Bagaimana engkau dapat mengetahui keadaan umat yang belum muncul itu ya Rasulullah ?" Jawab beliau :" bagaimana pendapat kalian bila umpamanya seseorang mempunyai kuda berwarna putih cemerlang yang pada dahi dan kakinya yang berada ditengah-tengah kuda yang berwarna hitam pekat, tidakkah ia dapat mengenali kuda itu.?". Dapat ya Rasulullah". Ujar mereka. Kata Beliau "Demikianlah halnya mereka itu, mereka datang dalam keadaan putih cemerlang bertanda dengan wudhu' sedangkanaku menjadi perintis mereka menuju telaga. Ketahuilah sesungguhnya ada beberapa orang yang ditolak masuk telaga seperti onta sesat yang diusir, aku menyeru mereka: mari ke sini". Lalu dikatakan:"Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang menyelewang sepeninggalmu, maka aku katakan (kalau begitu) celaka, celaka mereka" ( Shahih HR. Muslim,1:150). Lihat Mukhtashar Shahih Muslim no 1296.

Dari abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu ia berkata telah bersabda Rasulullah Shallallhu 'Alaihi wa Sallam :" Apabila seorang muslim berwudhu'. Maka akan keluar dosa-dosanya dengan sebab mendengar, melihat, dari tangannya dan dari kedua kakinya. Apabila ia duduk (menanti Sholat), ia masuk dalam keadaan diampuni dosa-dosanya". (Shahih Riwayat Ahmad, V:252). Hadits ini dihasankan dalam Shahih Jaami'u ash-shagir :461.


1. Tahrim artinya bila sesorang sudah mengerjakan takbiratul ihram, maka haram baginya berbicara, makan dan lain-lainnya yang asalnya halal sebelum dia takbiratul ihram.
2. Tahlil artinya bila seseorang sudah mengucapkan salam dalam sholatnya, maka halal melakukan apa saja yang tadinya diharamkan dalam sholat.
3. Al-makaarihi jamak dari makrahu, yakni keadaan sulit. Yaitu seseorang menyempurnakan wudhu dalam keadaan sulit untuk mengerjakannya, seperti dalam keadaan sangat dingin atau dalam keadaan sakit.
4. seperti seseorang shalat berjama'ah di masjid shalat maghrib, tetapi menunggu di masjid setelah sholat isya', dan saat menungu itu banyak berzikir kepada 4JJ 1.
5. asal ma'na ribath ialah tetap di pos penjagaan untuk menghadapi musuh. Yang dimaksud amal-amal yang disebut dalam hadits seperti perjuangan yang sempurna, karena dia dapat mencegah dirinya dan mengikuti hawa nafsu. Ada yang berpendapat, maknanya ialah ganjaran seperti orang yang berjuang di pos penjagaan.
6. Hadits ini diriwayatkan juga oleh Malik; Nasa'I; Ibnu Majah; Ibnu khuzaimah; Ahmad di nomor lainnya; Baihaqi; Abu dawud meriwayatkan bagian pertamanya saja.

Sabtu, 19 Januari 2008

Sholat Sunnah Jumat, Khatib Khutbah

Izzat - Jakarta

Assalam.wr.wb Ustadz, tolong jelaskan apakah yang hrs saya lakukan jika dalam sholat jumat saya telat [khatib sudah khutbah] apakah tetap shalat sunnah [jika iya apa namanya] atau langsung duduk mendengarkan khutbah. Terima kasih Wasalam

Jawaban:

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. Salah satu sholat sunnah yang dilaksanakan ketika pelaksanaan sholat jum’ah adalah melaksanakan sholat tahiyyatul masjid sebelum duduk untuk mendengarkan khutbah jum’ah.

Sholat tersebut disunnahkan untuk dilaksanakan meskipun ketika masuk mesjid, Khotib sedang menyampaikan khutbah. Hal tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Daruquthny.

Dari Jabir bin Abdulloh RA, ia berkata: Sulaik al-Ghatfaany masuk masjid pada hari Jum’at sedangkan Rasulullah SAW sedang menyampaikan khutbah kepada orang-orang, Maka Rasulullah SAW berkata padanya: “Sholatlah kamu dua raka’at dan jangan kamu ulangi lagi perbuatanmu ini (terlambat untuk mendengarkan khutbah jum’ah)”.

Wallahu a‘lam bishshowab. Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.